[Lengkap] Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian
Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim
Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian – Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu yang lama, minimal 30 tahun, yang bersifat permanen. Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban dan radiasi matahari, selain kondisi tanah, sangat mempengaruhi pertumbuhan, produksi dan kualitas tanaman.
Sepanjang tahun kita merasakan, pemanasan global disebabkan oleh sejumlah besar Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 di atmosfer, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan industri di seluruh dunia dan berkurangnya kawasan hutan sebagai penyerap GRK, sehingga mengakibatkan perubahan iklim global. di seluruh dunia. .
Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim
Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Pertanian
Akibat dari perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu udara, kenaikan muka air laut, perubahan pola curah hujan yang berarti pergeseran musim, juga menyebabkan perubahan pola iklim yang ekstrim seperti El Nino yang ditandai dengan musim kemarau yang panjang, dan La Nina, dimana musim hujan lebih panjang dari biasanya. biasanya, menjadi lebih umum, sekali dalam siklus 3-7 tahun sekali setiap 2-5 tahun.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang merasakan dampak perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia. Perubahan iklim ini mengancam ketahanan pangan di semua negara di dunia. Contoh paling nyata adalah terjadinya banjir ekstrim di Thailand yang menyebabkan negara tersebut berhenti mengekspor beras ke negara lain yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga beras di seluruh dunia.
Peningkatan suhu udara mempengaruhi tanaman karena meningkatkan laju respirasi dan penguapan (transpirasi) sehingga meningkatkan konsumsi air, selain meningkatkan perkembangbiakan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tertentu yang pada akhirnya menurunkan produktivitas tanaman. Peningkatan suhu udara ini juga mempercepat pematangan buah dan biji yang mengakibatkan penurunan kualitas tanaman.
Naiknya permukaan air laut mengakibatkan menyusutnya lahan pertanian di sepanjang pantai akibat tergenangnya air laut. Penyusutan lahan pertanian sangat signifikan bagi produksi beras nasional karena sentra produksi beras umumnya berada di sekitar pantai utara Jawa. Selain itu, kenaikan muka air laut meningkatkan salinitas (salinitas) dan pH tanah serta menghilangkan dan merusak lingkungan di wilayah pesisir.
Pergeseran pola curah hujan atau musim mempengaruhi sumber daya dan infrastruktur pertanian karena mengubah sistem hidrologi (siklus air) dan sumber daya alam, merusak dan menyebabkan penurunan kualitas tanah dan mengubah kapasitas irigasi. Hal ini juga mempengaruhi waktu, musim dan pola tanam, penurunan produktivitas dan luas tanam dan luas panen akibat keterlambatan musim tanam.
Iklim yang ekstrim seperti curah hujan yang sangat tinggi dan kemarau yang sangat panjang, mengakibatkan kerusakan tanaman dan gagal panen sehingga produktivitas tanaman menurun. Iklim yang ekstrim juga merusak sumberdaya lahan pertanian dan infrastruktur seperti jaringan irigasi. Peningkatan kelembaban ekstrim juga meningkatkan intensitas serangan hama.
Sehubungan dengan perubahan iklim yang juga terjadi di Indonesia, semua pihak yang terlibat di sektor pertanian harus mengerahkan segala upaya agar dampak terhadap produksi tanaman yang mengarah pada ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani dapat diminimalkan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian telah menyusun strategi untuk mengantisipasi, memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim (AMA) untuk mengurangi dampak perubahan iklim pada sektor pertanian.
Memahami Antisipasi dan Strategi
Antisipasi adalah penyusunan arahan dan strategi, program dan kebijakan untuk menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa program penting yang akan dilaksanakan antara lain: pengembangan strategi dan perencanaan pembangunan infrastruktur (khususnya jaringan irigasi), evaluasi tata ruang pengelolaan lahan (penyesuaian jenis tanaman dengan daya dukung lahan), pengembangan sistem informasi dan peringatan dini bencana banjir dan kekeringan. , penyusunan dan pelaksanaan undang-undang dan peraturan tentang penggunaan lahan dan metode pengelolaan lahan. Tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam memahami perubahan iklim dan penerapan teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Pengertian Mitigasi dan Strateginya
Sumber :